Hey folks!! Gue lagi, yap, selalu gue, karna ini blog gue. Hahaha. Gimana? Udah coba catet nomor darurat yang terakhir gue kasih?? Bagus kalo udah hahaha. Okay jadi kali ini gue bukan pengen cerita gak penting, tapi gue pengen share info lagi tentang tilang. Kutil ilang. Bukanlah.
Pernah gak sih lo lagi bawa kendaraan motor atau mobil, terus diberhentiin Polisi, dikasih salam, terus dia minta lo tunjukin SIM, STNK dan kartu member Gramedia? Enggak kartu member jugalah hahaha, cuma SIM ama STNK aja. Nah, biasanya kenapa tuh? Melanggar? Atau emang lagi ada Razia?
Kadang ada aja orang ngajak "damai" atau nyogok Polisi biar gak ditilang. Dan kadang, ada aja oknum Polisi yang terbuai dengan "damai" tersebut. Yang kayak begini nih yang mesti ditatar atau digembleng ulang. Baik itu oknum Polisi atau para pelanggar. Tapi itu dulu. Sekarang udah turun drastislah proses "damai" itu. Polisi sekarang gue liat sih udah tegas, tilang ya tilang, gak pake "damai", kalo ada pelanggar ngajak "damai" biasanya diomelin atau diledekin kalo pas ketemu Polisinya yang rada gaul haha.
Pelanggar juga sekarang udah banyak yang milih ditilang daripada nyogok, karena gak rela uangnya dimakan sama Polisi yang nilang dia ahahaha. Tapi ya ada juga yang emang pengennya jujur. Udah banyak berubahlah sekarang sama dulu.
Seumur hidup gue, cuma sekali gue kena tilang. Jaman kuliah, untungnya surat-surat lengkap, cuma surat nikah aja yang gak ada karna gue belom nikah. Jadi waktu itu gue ada kuliah pagi dan gue terlambat. Khas gue banget terlambat. Nah, maksud gue untuk memotong atau mempersingkat waktu, gue ngelawan rambu lalu lintas dilarang putar balik. Gue juga gak tau kalo emang lagi ada Polisi (sebenernya ada atau gak ada tetep gak boleh sih haha). Nah, pas gue lagi ngelawan rambu lalu lintas itu, gue langsung digiring Polisi ke pinggir jalan. Dag dig dug hati gue, harusnya gue buru-buru malah makin lama gara-gara ulah gue sendiri.
"Iya pak, selamat pagi,..." gue agak kaget gue kira bakal diomelin langsung, "maaf pak, saya buru-buru jadi malah ngelawan rambu lalu lintas deh." Sambil nunjukin SIM dan STNK, gue langsung minta maaf karna gue sadar gue salah ngelawan rambu lalu lintas.
"Ya mau buru-buru atau gak buru-buru tetep gak boleh mas ngelawan rambu, salah itu, bahaya. Saya tilang ya?" Polisi itu nasehatin gue tapi tetep tenang, ramah.
"Iya pak, gapapa tilang aja."
Gak berapa lama setelah Polisi nulis-nulis surat tilang, proses tilang pun selesai. SIM gue ditahan.
"Slip biru atau merah?"
"Merah pak." Gue gak ngerti dan males nanya karna udah telat banget.
"Nih jangan ilang, nanti kamu dateng aja ke Polres, bilang aja mau sedang tilang, nanti ada Polisi yang arahin."
"Iya pak, makasih. Sekali lagi saya minta maaf ya pak."
"Iya, jangan diulangi lagi ya, masa rambu dipukuli gitu di tengah jalan, bikin gaduh aja pagi-pagi."
Yah, begitulah. Ah iya, jadi cerita haha. Ini nih gue ada info tentang prosedur, dan tarif tilang. Bukan, bukan, maksudnya daftar denda tilang. Ceilah tarif kayak mau langganan aja ahaha. Janganlah, jangan langganan yaa. Ini gue kutip dari website resminya Polisi RI nih. Coba simak dulu, jadi kalo mau ngelanggar sesuain sama isi dompet dulu biar gak kurang. Hehehe, enggaklah becanda, jangan ngelanggar lah kalo bisa.
Okay, okay, gak sabaran amat.
Prosedur Penilangan
Polisi yang memberhentikan pelanggar wajib menyapa dengan sopan serta menunjukan jati diri dengan jelas. Polisi harus menerangkan dengan jelas kepada pelanggar apa kesalahan yang terjadi, pasal berapa yang telah dilanggar dan tabel berisi jumlah denda yang harus dibayar oleh pelanggar.
Pelanggar dapat memilih untuk menerima kesalahan dan memilih untuk menerima slip biru, kemudian membayar denda di BRI tempat kejadian dan mengambil dokumen yang ditahan di Polsek tempat kejadian, atau menolak kesalahan yang didakwakan dan meminta sidang pengadilan serta menerima slip merah. Pengadilan kemudian yang akan memutuskan apakah pelanggar bersalah atau tidak, dengan mendengarkan keterangan dari polisi bersangkutan dan pelanggar dalam persidangan di kehakiman setempat, pada waktu yang telah ditentukan (biasanya 5 sampai 10 hari kerja dari tanggal pelanggaran).
Menyuap Polisi
Ada sebagian pelanggar peraturan memilih untuk menyuap polisi dengan uang berlipat-lipat dari denda yang akan dijatuhkan karena adanya anggapan bahwa mengurus tilang itu sangatlah sulit. Ada pula kalanya polisilah yang meminta uang kepada pelanggar agar pelanggar bisa segera pergi dari lokasi pelanggaran tanpa mengikuti prosedur hukum. Bila penyuapan ini terbukti maka bisa membuat polisi dan penyuap dihukum penjara karena menyuap polisi/pegawai negeri adalah sebuah perbuatan melanggar hukum.
Informasi Lengkap
Sanksi pelanggaran lalu lintas di jalan raya semakin berat. Dalam undang-undang tentang lalu lintas yang terbaru, sanksi denda atau tilang naik sekitar 10 kali lipat dengan kisaran Rp 250 ribu hingga Rp 1 juta. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang disahkan DPR pada 22 Juni 2009. Berikut daftar tilang untuk kendaraan bermotor terhadap pelanggaran lalu lintas :
1. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1 juta (Pasal 281).
2. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki SIM namun tak dapat menunjukkannya saat razia dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 288 ayat 2).
3. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 280).
4. Setiap pengendara sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson, pengukur kecepatan, dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 285 ayat 1).
5. Setiap pengendara mobil yang tidak memenuhi persyaratan teknis seperti spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu rem, kaca depan, bumper, penghapus kaca dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 285 ayat 2).
6. Setiap pengendara mobil yang tidak dilengkapi dengan perlengkapan berupa ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak, pembuka roda, dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 278).
7. Setiap pengendara yang melanggar rambu lalu lintas dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 287 ayat 1).
8. Setiap pengendara yang melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 287 ayat 5).
9. Setiap pengendara yang tidak dilengkapi Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp 500 ribu (Pasal 288 ayat 1).
10. Setiap pengemudi atau penumpang yang duduk disamping pengemudi mobil tak mengenakan sabuk keselamatan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 289).
11. Setiap pengendara atau penumpang sepeda motor yang tak mengenakan helm standar nasional dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 291 ayat 1).
12. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). (Pasal 293 ayat 1)
13. Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di Jalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 (lima belas) hari atau denda paling banyak Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah). (Pasal 293 ayat 2)
14. Setiap pengendara sepeda motor yang akan berbelok atau balik arah tanpa memberi isyarat lampu dipidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu (Pasal 294).
Naaaah, gimana? Udah tau kan sekarang? Jadi besok-besok kalo bayar denda tilang jangan bilang "Mahal banget! Wah, pembohongan ini sih! paling-paling masuk kantong sendiri atau dibagi-bagi nih!" Su'udzon itu namanya, berprasangka buruk, jatohnya bisa jadi fitnah.
Itu semua ada dasarnya dan jelas ada peraturannya. Mahal kan dendanya? Makanya jangan ngelanggar, bolong nanti dompet lo. Mending dompet doang, kalo kepala lo yang bolong karna kecelakaan gimana?
Tetep patuh aja sama peraturan, buat keselamatan lo dan orang lain juga. Lebih ke keselamatan orang lain sih. Kalo lo ngelanggar terus lo celaka sendiri mah bodo amat gue, salah sendiri lagian. Yang kasian itu mereka yang gak ngelanggar tapi ikut celaka karna kelakuan bodoh si pelanggar. Nah itu.
Okay, jadi, jadi, jadi, jadi gue rasa sekian aja post gue kali ini. Semoga bawa banyak manfaat. Gue tau lo pada hampir gak pernah kan buka web resmi POLRI? Nih, gue sajiin di blog gue. Ya emang agak jarang juga sih yang buka blog gue, tapi lumayanlah kalo ada yang kesasar ke blog ini kan jadi tau haha.
Sampai ketemu lagi di post gue selanjutnya yaa. Bye~
Sumber:
https://www.polri.go.id/tentang-tilang.php
Waaaah lumayan buat informasi selingan. Iya sih kalo ngikutin jalur hukum emang lama prosesnya bikin makan waktu makanya kebanyakan orang-orang pada nyogok. Ada enak ada enggak enaknya sih kalau nyogok juga hehehe
BalasHapusYah btw gue blom punya sim motor. Kalau misal gue berangkat kuliah bawa motor terus ketilang tapi gue nunjukkin sim A gimana ya? Intinya sama aja kan keduanya sama-sama sim hehehe :3
Gue udah follow ini blog nihhhh followback blog mba nana nya ya mas. Makacihhh
willynana.blogspot.com
hahaha bedalah, cara bawa mobil kan beda sama cara bawa motor, jadi izin nya beda juga hahaha.
Hapusthanks!! makasih udah mampir dan udah follow!! happy blogwalking!!
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusbanyak yang belum paham sih ada dua jenis tilang (biru-merah)
BalasHapusblognya asyik gak gaje kok haha
kalau berdasarkan yang kutau sih kalo milih slip yang biru itu kalo emang produsedur nya udah tau, cara bayar dendanya, cara ngambil simnya gitu, kalau gak tau kan jadinya ribet. Soalnya itu bakal muter muter misalnya bank BRI, dari BRI harus ke kantor polisi, dari kantor polisi harus BRI lagi gitu terus baru sampe SIM nya dikembalikan, huaaaaaa sedih dede
BalasHapus