"Hey! I'm Eggy. Thank's for visiting ga je Blog! Please have a seat and make yourself comfy while reading my blog."

Rabu, 21 Mei 2014

Paranoia Kegagalan

"Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda." Kata mereka yang sok bijak.

Selama ini, kupikir itu hanya sebuah wacana. Sebuah omong kosong yang sengaja mereka ciptakan untuk membuat kami --orang-orang yang kurang beruntung-- mempunyai harapan untuk berusaha kembali. Untuk gagal kembali. Menurutku, mereka adalah orang-orang yang keji karena tega membohongi kami. Memberi kami harapan untuk terus berlari walaupun mereka tau kami pasti jatuh. Dan dibelakang kami, mereka tertawa terbahak-bahak melihat ketololan kami.

Karena itulah, aku, berhenti berlari.

Aku sadar aku takkan berhasil. Aku sadar aku telah membuang banyak waktu. Aku lelah mengejar mimpi. Dunia mengajarkanku untuk menjadi orang yang lebih realistis atau mungkin pengalamanku yang mengajarkanku. Aku tersadar, harga diriku terlalu tinggi untuk gagal. Terciptalah wacana baru dalam pikiranku, 'Gagal adalah hal paling hina'.

Aku pun bermetamorfosis menjadi orang yang realistis atau mungkin lebih seperti, pesimis. Memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi nanti. Membuat strategi yang berlebihan hanya untuk hal kecil sekalipun. Agar aku tak perlu lelah berlari diatas treadmill. Terasa jauh, tapi tak kemana-mana. Jika aku tak melihat kesempatan berhasil, takkan sudi aku melangkahkan kaki. 

Semakin lama, paranoia ku akan kegagalan makin memburuk. Aku merasa ada sepasang mata iblis yang mengintaiku setiap saat. Membuatku tak fokus pada rencana yang telah kususun rapih. Membuatku panik setiap menghadapi hal yang seharusnya sepele. Lama-kelamaan, aku pun hanya menjadi seorang penonton, bersama mereka orang-orang sok bijak. Kadang, aku juga ikut menertawakan mereka --orang-orang yang kurang beruntung-- yang dengan tololnya gagal berkali-kali. Paranoia ku makin kronis. Sampai akhirnya 'hari itu' datang.

Beberapa minggu sebelum 'hari itu' datang, aku dihadapkan dengan hal yang baru, hal yang belum ku temui sebelumnya. Hemm, apa ya namanya? Oh ya, CINTA. Kira-kira itulah yang sering mereka katakan. Saat itu, aku bertemu dengan salah satu bidadari surga. Senyum di bibir indahnya sungguh amat menawan. Mata indahnya mampu memompa dada ini sampai ingin meledak. Tawanya, kerendahan hatinya dan segala yang ada padanya membuat rasa dalam dada ini bergejolak hebat.

Sedikit berlebihan? Ah, kawanku, kau pasti akan mengatakan hal yang sama jika melihatnya. Atau mungkin aku yang telah gila dibuatnya. Entahlah, tapi tuhan punya rencana.

Singkat cerita, kami semakin mengenal satu sama lain. Dia bercerita banyak tentang surga dan aku bercerita banyak tentang, tentang .... tak ada yang bisa kuceritakan, aku hanyalah penonton. Tapi aku senang, aku bahagia saat bersamanya, saat menatap mata indahnya, saat mendengar tawa merdunya. Senyumnya yang seperti busur panah, mampu menghujam jantungmu dengan anak panah ketika kau melihatnya.

Aku bahagia, tak pernah aku sebahagia ini. Seperti inikah cinta? Betapa indahnya. Hei, cupid, perbuatanmu kah ini? Jika suatu saat aku menemui mu di jalan, akan ku jabat tanganmu, sebagai ungkapan rasa terima kasihku.

Beberapa hari sebelum 'hari itu'. Entah mengapa, sesosok monster dalam diriku mencuat keluar. Sosoknya sangatlah besar, lebih besar dari apapun yang pernah kau bayangkan. Sesosok monster yang selama ini ku kurung dalam diriku lengkap dengan rantai dan gembok raksasa. Ditambah dengan ratusan segel mantra paling ampuh dari seluruh penjuru dunia. Tapi kini ia keluar, ia bebas, ia mengendalikan diriku. Sesosok monster yang kita kenal dengan nama 'EGO'. Aku tak mengerti mengapa ia tiba-tiba keluar. Yang jelas, monster ini telah menghasutku untuk memiliki bidadari surga itu untuk diriku sendiri.

Dan 'hari itu' pun tiba. Aku pun hilang kendali. Tanpa sadar aku berlari kembali. Berlari dengan terlalu tergesa-gesa. Betapa idiotnya aku karena baru tersadar, "AKU, LUPA CARA BERLARI". Aku pun terjatuh, tersungkur. Sakit. Lama sekali aku tak merasakan kegagalan. Bidadarinya? Yah, dia terbang sangat tinggi. Pulang ke surga mungkin.

"Terima kasih, terima kasih karena telah menjadi temanku. Menjadi sahabatku. Aku menyukaimu, sangat menyukaimu, karena itu, maukah kau menjadi sahabatku selamanya?" tanya bidadari itu sambil menatapku yang sedang tersungkur di atas tanah.

Aku terdiam. Tak mampu berkata apa-apa. Tak mampu mendongak sedikit pun demi menatap wajahnya.

"Suatu saat aku akan turun lagi ke bumi, kembali kesini. Untuk menemui sahabatku. Kamu." Dia pun terbang, tinggi, sangat tinggi hingga menembus awan.

Kini yang bisa kulakukan hanya duduk di atas tanah tempatku terjatuh. Memandangi langit. Memandangi bidadari itu dari kejauhan. Memandangi senyum indahnya dari tempatku ini. Memandangi ketololanku. Memandangi monster yang sedang menertawakanku. Monster sialan! Kenapa kau harus keluar dari kandang kotor mu itu?!

Seorang makhluk hina ingin memiliki bidadari sebagai pendamping hidupnya. Harapan tolol macam apa? Bahkan tuhan pun akan tertawa sampai terkencing-kencing mendengarnya. Jika saja aku mampu mengendalikan ego ku, pasti tak akan begini jadinya. Jika aku tak berusaha mengikatnya, aku yakin dia pasti tetap akan berada di sini, duduk bersamaku, bercerita banyak tentang surga.

Sering kulihat ia bersama teman-temannya, tertawa riang, tanpa beban. Tapi sering juga kulihat ia bersama seorang malaikat yang amat sangat tampan. Mereka terbang bersama kesana kemari. Aku tak tau "siapa" malaikat itu, tapi mereka terlihat sangat serasi, walaupun sakit sekali melihat mereka bersama. Rasanya ingin kubunuh saja malaikat itu dan kurobek sayap indahnya, jadi, saat dia hidup kembali dia tidak akan bisa terbang bersama bidadari pujaanku itu. Tapi bagaimana caranya? Aku tak bisa terbang, berlari pun aku lupa caranya.

Berhari-hari aku terpaku disini, sampai aku kehilangan akal sehatku, sampai aku gila. Aku sering memukul-mukul udara, berharap satu pukulanku mengenai malaikat itu. Setiap kali aku melihat bidadari itu, aku semakin jatuh hati padanya. Dan juga semakin sakit. Sakit karena aku tak bisa memilikinya, sakit karena kenyataannya aku hanyalah seonggok sampah yang tak bisa didaur ulang, benda paling tak berguna di muka bumi. Dibuang, tak berguna. Mungkin keberadaanku hanya mengotori dunia saja.

Aku marah, tak pernah aku semarah ini! Seperti inikah cinta?! Betapa mengerikannya! Hei, cupid keparat! Perbuatanmu kah ini?! Jika suatu saat aku menemui mu di jalan, akan kuludahi wajahmu, sebagai ungkapan rasa kesal!

Tak lama kemudian, aku tertunduk, diam. Aku berpikir, sebenarnya apa yang tuhan rencanakan? Apa yang ingin ia ajarkan padaku? Apakah ia sama saja dengan bajingan-bajingan sok bijak yang hanya ingin menertawakanku saat ku jatuh, lalu memberiku harapan agar aku berdiri dan jatuh lagi?

Aku tertawa walau tak mengerti apa alasannya. Rasanya seperti ada kekosongan dalam dadaku. Hampa. Rasanya aku ingin menangis, tapi ingin tertawa, tapi ingin menangis, tapi ingin tertawa. Sungguh aneh rasanya. Kurasa aku sudah benar-benar gila. Siapa sangka aku bisa jadi begini? Bahkan mungkin Nostradamus sekali pun akan terkejut melihat keadaanku sekarang. Satu yang aku tau, saatnya memulai halaman pertama di buku baru. Walaupun aku tak sanggup menutup buku yang sekarang kupakai.

Yah, aku tau, dunia tidak akan berhenti berputar hanya untuk menungguku berdiri kembali. Hidup harus terus berjalan.

Seseorang. Atau siapa saja, kumohon, tolong bantu aku berdiri.

6 komentar:

  1. tumben neh postingan agak serius, kepala lo abis kebentur bro?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe lagi iseng aja bro :D

      makasih udah mampir hahahahaha :')

      Hapus
  2. Bercerita tentang kegagalan, emang bagusnya lebih baik gagal daripada takut mencoba. Overall, nice posting bro. Mampir-mampir kerumah, ye. Salam kenal.

    BalasHapus
  3. Begitulah, dikasih semangat tapi pas jatuh diketawain. Gitu terus dan kadang bikin capek :')

    BalasHapus
  4. bangkit bos! barang kali cerita kegagalan lo bisa jadi penyedap saat lo sukses nanti. biarkan diri lo jadi mereka-mereka yang gagal kemudian sukses, jangan sampe jadi mereka-mereka yang gagal kemudian terpuruk dan ceritanya gak pernah diangkat di media manapun. salam kenal ;)

    BalasHapus
  5. Nice dude! Ahahahahahahaaa btw its my first time eh second time dehhh i visit this blog padahal yg punya blog ini sering promo mulu ahahahahaa ternyata aga rada lumayan keren lah dibanding blog gw yg semuaaaaa isinya tugas ahahahahahahahahaa ngapain gw curhat yak. Ah gapapa yg penting gw komen :p

    BalasHapus

ko cuma baca doang? di komen laaaaah..

Hujan