"Hey! I'm Eggy. Thank's for visiting ga je Blog! Please have a seat and make yourself comfy while reading my blog."

Tampilkan postingan dengan label All 'bout love. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label All 'bout love. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 April 2019

2019, Tahun Baru Penuh Tantangan


Ooooooooooooooooooooooooohhh, hey folks!! Tahun baruuuu semangat baruuuu!! Mudah-mudahaaan, hahaha. Udah lama gak posting, posting lagi udah ganti tahun lagi dan bahkan ini udah bulan April, haduh. Mon maap atas kurangnya konsistensi menulis makin sekarang ini.

So, apa kabar? Gue doain semua semoga baik dan sehat aamiiin. Gue alhamdulillah sehat luar biasa. Banyak yang udah gue lalui dari post terakhir. Tanggal 17 November 2018 kemarin, akhirnya gue nikah sama wanita yang udah hampir 4 tahun gue pacarin. Akadnya berjalan lancar, resepsinya berjalan lancar dan acara ngunduh mantu pun berjalan lancar, syukur alhamdulillah.

Gimana rasanya nikah coy? Rasanya nikmat tak terkira. Hari pernikahan gue itu jadi hari paling indah yang pernah gue alami. Bukan gombal, ini jujur gue bilang sama lo, ini yang bener-bener gue rasain.

Pagi itu gue udah rapih pake baju pengantin dari jam 6 pagi. Jujur gue ngerasa biasa aja gak deg-degan sama sekali. Gue bahkan sambil nonton tivi, sambil main game dan pagi itu gue bener-bener gak mau ngurusin apa-apa. Beda sama waktu lamaran yang mana pagi-pagi gue mesti ngegas motor ambil pesenan bunga buat dibawa. Pagi itu bener-bener kepikiran yang terjadi ya terjadilah, mau ada kurang atau apa, gue gak mau urus karena nantinya gue yang gak puas sendiri. Semua gue serahin ke sodara-sodara dan panitia.

Sabtu, 13 Oktober 2018

Engagement of Nabilla and Eggy

Hey folks!! Whaaadduuuuupp?! It's been a while. Oh, it's always been a while haha. How is your day? Semoga baik dan lancar. Okay, seperti di post sebelumnya, yep, gue udah lamaran dan alhamdulillah allah kasih kelancaran untuk acara gue.

Kali ini gue mau share sedikit cerita gue saat lamaran kemaren. Sedikit, karna akan lebih banyak foto-foto lamarannya. Untuk menjawab pertanyaan siapa fotografernya selama gue lamaran, biar gue mention di awal. Namanya Rangga Satrio biasa dipanggil Dudung, mas atau mba, terserah.



Dudung ini temen kuliah gue sebenernya, kebetulan bisa motret. Kalo mau cek ig nya bisa kalian buka di @rangga_snapshot. Harga bisa digoyang. Kalo dia nolak goyang harga, silahkan goyang orangnya.

Minggu, 26 Agustus 2018

Everything stays

Let's go in the garden
You'll find something waiting
Right there where you left it
Lying upside down

When you finally find it
You'll see how it's faded
The underside is lighter
When you turn it around

Everything stays
Right where you left it
Everything stays
But it still changes
Ever so slightly
Daily and nightly
In little ways
When everything stays

Well, itu adalah lirik lagu yang judulnya "Everything Stays" ciptaannya Rebecca Sugar. Lagu ini ada di kartun Adventure Time, dinyanyikan oleh karakter yang bernama Marceline. Lo bisa cari di youtube kalo penasaran. Kalo. So what?

Minggu, 18 Februari 2018

The Man Who Started It All

Hey folks! Lama tak jumpa di blog ini haha. Sedikit hal yang gue lakuin belakangan ini, cuma sedikitnya cukup menyita waktu untuk menyalurkan hobi. Ya kerja, apalagi? Haha. Udah terlalu tua untuk jadi anak muda, masih terlalu muda untuk jadi dewasa. Selamat datang di masa peralihan.

Okay, kali ini gue mau ngomongin tentang seseorang yang memulai semuanya atau bahasa inggris kerennya, The Man Who Started It All.

Gambar terkait

Kalo kata fans marvel saat ini, Robert Downey Jr. atau dalam perannya sebagai Tony Stark a.k.a Iron Man adalah icon yang mengawali kesuksesan Marvel Studio dengan film-film superhero nya yang terhubung dalam satu universe. Tony Stark, the man who started it all.

Bukan. Gue gak akan ngomongin doi di post kali ini. Di post kali ini, gue akan ngomongin seorang teman. My very very excellent best friend. Alif Aslamadien Seputro. Yes, sahabat gue dari jaman SMP kelas 1 semester 1 di hari ke-1 masa orientasi siswa di SMPN 9 Bekasi. Luar biasa. He is my goddamn bro!

Senin, 29 Desember 2014

Finally

Finally, penantian panjang telah berakhir. Walau eksekusinya agak berantakan, tapi gue cukup puas. "Not bad," she said. Gue tau tuhan punya rencana.

Setelah kode 'Kijang satu' dilontarkan dari mulutnya. Gue pun langsung susun rencana penyerangan. Ngumpulin amunisi. Membentuk aliansi. Menentukan medan perang. Menentukan waktu yang tepat untuk melakukan penyerangan.

DUA belas. TIGA belas. DUA puluh TIGA. Cukup menarik buat gue. Kebetulan bertepatan juga dengan rencana lain. Pagi-pagi sekali, gue berangkat menuju medan perang. Pilihan yang gue punya cuma menang. Dan mati mutlak jadi resikonya.

Di atas menara pandang. Di tengah hamparan bunga. Dengan setangkai mawar merah. Berlutut. Cukup romantiskah eksekusinya? Entahlah, gue gak tau romantis itu yang seperti apa. Seperti siapa.

Altophobia menjadi rintangan terbesar gue. Jantung makin berdebar. Keringat membanjiri seluruh bagian tubuh. Kepala terasa pening seakan ada gada raksasa yang menghantam berulang kali. Terduduk. Lemas terkulai. Gak sanggup gue berdiri. Jika gue maksain untuk berdiri, rasanya kayak melayang dan jatuh dari ketinggian 10.000 meter. Mulut terasa kering, tak mampu bersuara. Gue rasa gue harus ke toilet. Enggak. Gue adalah laki-laki. Anak pertama dari dua bersaudara. Gue udah dilatih untuk berani membela apa yang gue yakini. Gue bisa lawan semua rasa takut gue. I can face it. Fuck you phobia, i had a mission here.

Then, she said, "Yes."

For god sake, she said yes. What now? Blank. Detak jantung normal. Namun melemah perlahan. Keringat terasa sangat dingin. Pandangan kosong. Gak ada bagian tubuh yang mampu gue gerakkan. Bergeser 1 senti pun gue gak mampu. Terciptalah sebuah patung batu maha berat yang 100 kuli pun gak akan kuat menggesernya. Sangat bertolak belakang dengan kodisi fisik. Pikiran gue melayang-layang. Jauh. Tinggi. Tepat diantara bintang-bintang. Persetan dengan tanah. Gue terbang.

"Hey, come on, wake up. This is not a dream." Dia nampar gue pelan.
"Hah?" Gue sadar. Fisik dan pikiran bersatu lagi. "Aaaaaaaaw!" Dia cubit pipi gue.
"Sakit?"
"Iya."
"This is not a dream. This is real."
"Umm, jadi, apa sekarang kita ......... ?"

"Yes, of course." Then she smiling to me.

I'm feel blessed. Thanks god. For blessing me. Blessing my plan. Blessing my will. I hope you're blessing us. Blessing our relationship. Until the death take us.

Oh tuhan, maaf selama ini aku telah marah. Berprasangka buruk. Meragukanmu. Meragukan kuasamu. Aku cuma bingung. Panik. Karna kau tak kunjung menjawab doaku. Sekali lagi maaf.

"Can i hug you?" tanya gue.
"Sure."

Gue peluk erat-erat sebagai hadiah dari tuhan karna gue sanggup bersabar. Karna gue sanggup bertahan. Bertarung tanpa memukul. Sekarat. Hampir mati karna babak belur.

"Ugh, punggung! Remuk dah. Kamu lebih seneng kalo aku utuhkan?"
"Hehehehe iyaaa, maaf."
"Makasih mawarnya."
"Iyaa, sama-sama."

Kami turun dari menara pandang. Berkeliling. Dengan nafas baru. Lebih ringan. Lebih nyaman dihirup.

"Wanna walk around?" tanya gue.
"Yes." Dia menjawab tanpa ragu.

*Ckrek*

Seseorang mengambil foto kami dari belakang. Dari jauh. Seorang aliansi yang gue percaya. 

Thanks dude. Mission accomplished.




Sabtu, 19 Juli 2014

Anak-anak Adam yang Dimabuk Cinta

"Tidak memiliki namun takut kehilangan. Tak berstatus namun merasakan kecemburuan." - Anonymous.

Sungguh lucu melihat anak-anak Adam yang sedang jatuh cinta. Tersenyum malu-malu, perilaku pun menjadi tak menentu, seakan ada benang halus dan kasat mata yang mengendalikan tubuh mereka seperti boneka. Merasakan sesuatu yang bergejolak di dalam dada. Membuat anak-anak Adam hilang akal. Membuat mereka menjadi bodoh secara suka rela. Sangat aneh, namun sangat indah.

Tapi semua dapat berubah seketika. Saat hati mereka terluka. Saat hati mereka patah. Saat hati mereka tercabik-cabik oleh sosok yang jauh lebih buas dari binatang buas. Saat hati mereka hancur menjadi kepingan-kepingan. Saat dimana kata 'pengkhianatan' diturunkan ke bumi. Saat orang yang mereka cintai setengah mati itu benar-benar mati. Atau saat mereka dipaksa bertahun-tahun untuk menanti tanpa kepastian, sampai mereka berpikir lebih baik mati daripada menanti. Bagaimana dengan mereka yang cintanya bertepuk sebelah tangan dan tak pernah berbalas? Terpaksa memendam rasa karena terhalang dinding raksasa  bernama 'kasta' atau kini disebut dengan 'kesenjangan sosial'. Bagaimana dengan mereka yang kisah cintanya seperti Romeo dan Juliet? Dipaksa berpisah karena keluarga mereka yang saling bermusuhan. Atau lebih buruk, bagaimana dengan mereka, sepasang kekasih yang mendapat murka tuhan karena mencintai seseorang yang berbeda keyakinan? Mereka tidak bersalah. Jika harus ada yang disalahkan, sudah semestinya tuhan menyalahkan dirinya sendiri karena telah menciptakan hal yang bernama cinta. Suatu hal yang tak berwujud, tak bisa dilihat ataupun diraba. Hanya bisa dirasakan kehadirannya.

Ya, kami adalah anak-anak Adam yang tengah memperjuangkan cinta. Tak peduli apa kata orang. Tak peduli apa kata tuhan. Kami tetap disini. Berjuang. Sampai kami benar-benar mati.


Hujan